Belakangan ini ada tuduhan miring. Diisukan pemilihan pemain untuk masuk
akademi nusantara dilakukan secara diskriminatif. Tuduhan ini tidak
benar. Saya pribadi memiliki 3 prinsip pokok mengenai sepak bola di
indonesia: 1. no apbd dan no politics in football 2. fair play ("play
to win and may the best team win" ie tidak ada permainan non tehnis, 3.
sepak bola indonesia harus untuk semua (bukan untuk golongan tertentu
atau darah-daerah tertentu saja di indonesia).
Apabila ada pemain
yang tidak boleh ikut seleksi karena afiliasi tertentu (dengan golongan
yang bersebrangan dengan PSSI) maka hal tersebut tentu saja menyalahi
prinsip saya sendiri (prinsip ke tiga). Saya sendiri tidak akan mau
bekerja sama dengan PSSI membangun usia muda apabila ada policy
diskriminatif. Sudah cukup kesedihan saya melihat (karena adanya aturan
dari FIFA) pemain senior tidak semuanya diperbolehkan main di timnas.
Perlu saya tegaskan bahwa peraturan FIFA tersebut tidak berlaku untuk
pemain usia muda. Di Balikpapan, contohnya, terjaring beberapa pemain
asal ssb yang berafiliasi dengan PERSISAM samarinda (klub ISL). Saat
seleksi saya tidak melihat asal SSB/daerah/dll demi objektifitas.
Saya
sangat berterima kasih apabila ada laporan baik positif maupun negatif
tentang kenyataan yang terjadi di lapangan. Perlu diketahui, sistim
seleksi baru yang tengah dikembangkan ini memang sangat ketat sehingga
hanya segelintir pemain yang berhasil lolos. Ini tentu saja berpotensi
memicu kekecewaan. Selain itu karena sistim ini masih baru masih banyak
pihak yang terlibat didalamnya belum paham sepenuhnya tentang prosedur
tehnis dll. inilah yang terjadi di Bandung. Saya tegaskan sekali lagi
tidak terjadi perlakuan diskriminatif. Semua pemain u12 (untuk keperluan
timnas KU 12 dan bukan untuk keperluan akademi nusantara karena akademi
nusantara diperuntukan pemain berumur 15-18 tahun) dari ssb manapun
diperbolehkan dan telah ikut seleksi. Yang terjadi, karena takut ada
pemain yang nantinya tidak diperbolehkan ikut ke Jepang karena
berafiliasi dengan tim sebrang, (menurut pengakuan scout koordinator
pemainnya sendiri tetap diperbolehkan ikut seleksi!) scout koordinator
Bandung, secara pribadi, berinisiatif mencoret data asal ssb pemain.
Maksudnya sebenarnya baik yakni apabila ada ego pengurus yang
menghalangi pemain di kemudian hari pemain tidak dirugikan karena asal
pemain tidak tercantum. Ini yang mengakibatkan salah paham dari pihak
ssb pemain. Pada kenyataannya, tidak ada policy pemilihan pemain di
tingkat umur usia muda oleh PSSI Pusat.
Itu hasil investigasi saya
atas tuduhan kontraversial tadi. Kalau sampai ada policy yang demikian
di tingkat usia muda maka saya tidak akan mau berjuang demi pengembangan
usia muda Indonesia. Tiga prinsip saya tadi hukumnya mutlak bagi saya
pribadi. Anda boleh percaya atau tidak, tapi saya bekerja untuk
Indonesia dan Tuhan, bukan untuk golongan tertentu.
Semoga di
kemudian hari apabila ada laporan tidak langsung diberitakan di Televisi
tanpa ada konfirmasi terlebih dahulu. Semua pihak harus menahan diri
sehingga perpecahan yang ada di level atas tidak menjalar ke level grass
root. Kalau sampai grass root juga pecah, saya tidak bisa membayangkan
betapa suramnya masa depan sepak bola Indonesia yang sudah tertinggal
jauh ini.
Doa saya cepat ada persatuan dan ketegasan hukum di Indonesia dalam segala hal, termasuk di bidang Sepak Bola.
selamat pagi,
ReplyDeletesalam kenal
saya Gerry, saya sangat terkesan sekali dengan program yang bapak berikan mudah-mudahan dapat berkembang lebih pesat. Alangkah baiknya totor lebih ke visual sehingga lebih besar manfaatnya.
regards,
Gerry rachmadi
www.indismart.co.id