17 March 2012

Akademi Nusantara untuk semua!

Belakangan ini ada tuduhan miring. Diisukan pemilihan pemain untuk masuk akademi nusantara dilakukan secara diskriminatif. Tuduhan ini tidak benar. Saya pribadi memiliki 3 prinsip pokok mengenai sepak bola di indonesia: 1. no apbd dan no politics in football  2. fair play ("play to win and may the best team win" ie tidak ada permainan non tehnis, 3. sepak bola indonesia harus untuk semua (bukan untuk golongan tertentu atau darah-daerah tertentu saja di indonesia).
 
Apabila ada pemain yang tidak boleh ikut seleksi karena afiliasi tertentu (dengan golongan yang bersebrangan dengan PSSI) maka hal tersebut tentu saja menyalahi prinsip saya sendiri (prinsip ke tiga). Saya sendiri tidak akan mau bekerja sama dengan PSSI membangun usia muda apabila ada policy diskriminatif. Sudah cukup kesedihan saya melihat (karena adanya aturan dari FIFA) pemain senior tidak semuanya diperbolehkan main di timnas. Perlu saya tegaskan bahwa peraturan FIFA tersebut tidak berlaku untuk pemain usia muda. Di Balikpapan, contohnya, terjaring beberapa pemain asal ssb yang berafiliasi dengan PERSISAM samarinda (klub ISL). Saat seleksi saya tidak melihat asal SSB/daerah/dll demi objektifitas.
 
Saya sangat berterima kasih apabila ada laporan baik positif maupun negatif tentang kenyataan yang terjadi di lapangan. Perlu diketahui, sistim seleksi baru yang tengah dikembangkan ini memang sangat ketat sehingga hanya segelintir pemain yang berhasil lolos. Ini tentu saja berpotensi memicu kekecewaan. Selain itu karena sistim ini masih baru masih banyak pihak yang terlibat didalamnya belum paham sepenuhnya tentang prosedur tehnis dll. inilah yang terjadi di Bandung. Saya tegaskan sekali lagi tidak terjadi perlakuan diskriminatif. Semua pemain u12 (untuk keperluan timnas KU 12 dan bukan untuk keperluan akademi nusantara karena akademi nusantara diperuntukan pemain berumur 15-18 tahun) dari ssb manapun diperbolehkan dan telah  ikut seleksi. Yang terjadi, karena takut ada pemain yang nantinya tidak diperbolehkan ikut ke Jepang karena berafiliasi dengan tim sebrang, (menurut pengakuan scout koordinator pemainnya sendiri tetap diperbolehkan ikut seleksi!) scout koordinator Bandung, secara pribadi, berinisiatif mencoret data asal ssb pemain. Maksudnya sebenarnya baik yakni apabila ada ego pengurus yang menghalangi pemain di kemudian hari pemain tidak dirugikan karena asal pemain tidak tercantum. Ini yang mengakibatkan salah paham dari pihak ssb pemain. Pada kenyataannya, tidak ada policy pemilihan pemain di tingkat umur usia muda oleh PSSI Pusat.
 
 Itu hasil investigasi saya atas tuduhan kontraversial tadi. Kalau sampai ada policy yang demikian di tingkat usia muda maka saya tidak akan mau berjuang demi pengembangan usia muda Indonesia. Tiga prinsip saya tadi hukumnya mutlak bagi saya pribadi. Anda boleh percaya atau tidak, tapi saya bekerja untuk Indonesia dan Tuhan, bukan untuk golongan tertentu.
 
Semoga di kemudian hari apabila ada laporan tidak langsung diberitakan di Televisi tanpa ada konfirmasi terlebih dahulu. Semua pihak harus menahan diri sehingga perpecahan yang ada di level atas tidak menjalar ke level grass root. Kalau sampai grass root juga pecah, saya tidak bisa membayangkan betapa suramnya masa depan sepak bola Indonesia yang sudah tertinggal jauh ini.
 
Doa saya cepat ada persatuan dan ketegasan hukum di Indonesia dalam segala hal,  termasuk di bidang Sepak Bola.

1 comment:

  1. selamat pagi,
    salam kenal
    saya Gerry, saya sangat terkesan sekali dengan program yang bapak berikan mudah-mudahan dapat berkembang lebih pesat. Alangkah baiknya totor lebih ke visual sehingga lebih besar manfaatnya.

    regards,
    Gerry rachmadi
    www.indismart.co.id

    ReplyDelete