Hasil akhir
pertandingan ditentukan banyak hal; faktor keberuntungan, faktor taktis, faktor
non tehnis, faktor kehebatan pemain dan tim dan tentu saja faktor kebugaran tim
baik secara individu maupun secara keseluruhan tim.
Sering kita
melihat pemain kita kedodoran di menit 60 keatas. Hal ini terutama disebabkan
karena saat pemain dibentuk di masa mudanya intensitas latihan tidak bagus,
intake gizi tidak menunjang serta penjadwalan latihan teralu dekat
(overtraining) atau teralu jauh (undertraining)., Tulisan saya minnggu lalu
mengulas tentang permasalahan tersebut.
Kali ini
saya ingin membahas hubungan antara
tingkat kebugaran yang rendah dengan hasil akhir sebuah pertandingan.
Apa
sebenarnya Vo2Max itu? Menurut Wikipedia Vo2Max adalah kemampuan maksimal tubuh
seseorang untuk menyalkurkan dan menggunakan oksigen saat melakukan olahraga
berat. Intinya, semakin besar kemampuan seseorang menyerap oksigen semakin
bagus pula kondisi fisiknya (terutama dalam hal endurance/daya tahan). Seorang
pemain bola MUTLAK HARUS memiliki VO2Max tinggi karena permainan sepak bola
berlangsung 90 menit dan sangat menguras tenaga.
Nah,
masalahnya, standard pemain kita rata-rata jauh dibawah standard dunia
internasional. Di halaman 153 di kurikulum sepakbola INA yang bisa diunduh
gratis di berbagai website tercantum standard VO2Max dunia internasional
sebagai berikut:
Penjaga
Gawang: 51
Bek sayap:
62
Bek tengah
(CB): 56
Gelandang:
62
Striker: 60
Perbedaan
standard VO2Max berdasarkan posisi memang lumrah karena ada posisi yang
menuntut kinerja yang lebih keras dibandingkan posisi lainnya. Seorang
gelandang bertahan paling sering adalah pemain yang memiliki VO2Max tertinggi
dalam sebuah tim. Kagawa, contohnya, yang musim lalu bermain untuk BVB Dortmund,
adalah pemain berposisi gelandang bertahan yang juga memiliki tingkat
kebugaran/ VO2Max tertinggi di Bundesliga musim lalu.
Lalu apa
hubungannya VO2Max dengan hasil akhir pertandingan? Logis saja: kalau pemain
memiliki angka VO2Max yang memadai dia akan mampu untuk berlari lebih jauh
serta melakukan sprint lebih sering dalam sebuah pertandingan. Alhasil apa yang
terjadi? TINGKAT KETERLIBATAN seorang pemain dalam sebuah pertandingan akan
meningkat. Bayangkan kalau SEMUA pemain bugar sehingga lebih jauh berlari,
lebih sering melakukan sprint dan pada akhirnya lebih terlibat dalam
pertandingan, apa yang akan terjadi? Gol bisa dicetak. Gol balasan
bisa terhindarkan. Pertahanan lebih ketat dan serangan berlangsung lebih acak.
Dengan kata lain, besar kemungkinan,
HASIL AKHIR akan berubah!
Harapan saya anda bekerja keras meningkatkan level VO2Max
anda. Sebagai motivasi gunakan statistik berikut ini:
„Untuk setiap 10 persen peningkatan VO2Max anda akan bisa
berlari 20% lebih jauh dari sebelumnya, melakukan sprint 2x lebih sering dari
sebelumnya dan akan terlibat hampir 25% lebih banyak dalam sebuah pertandingan“
Selamat berlatih,
Coach Timo
(Untuk mengetahui cara-cara mudah mengukur level
vo2max anda silahkan baca hal 152 kurikulum sepakbola INA)
Lagi pula banyak dari pemain kita itu yg bersikap profesional. Contohnya saja beberapa waktu lalu tatkala banyak pemain Timnas yg mengeluh pas diberi latihan dengan porsi lebih banyak sama pelatih, banyak di antaranya malah mangkir.
ReplyDelete